Bersaudara Karena Allah (Bagian 2)

Bersaudara Karena Allah (Bagian 2)
Nabi  Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Saya menyatakan bahwa (di antara) bagian keimanan adalah cinta kasih karena Allah dan benci karena Allah.” (Ahmad).

Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki musuh, maka ia wajib benci terhadap musuh-musuhnya karena Allah. Begitu juga orang yang memiliki teman dan saudara, hendaklah ia sayang pada mereka juga karena Allah.

Telah diriwayatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi wahyu kepada seorang Nabi dari nabi-nabi-Nya, “Ada pun sikap zuhudmu terhadap harta benda, maka hal itu menyebabkan kamu merasa tenang dan tenteram. Apabila harta benda tidak melalaikanmu untuk mendekatkan diri pada-Ku, maka kamu telah memuliakan Aku. Akan tetapi, adakah kamu bermusuhan dengan seseorang karena Aku? Adakah kamu mencintai seseorang karena Aku?”

Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam berdo’a, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kekuatan bagi orang yang durhaka terhadapku, sehingga Engkau berikan rasa sayangku padanya.” (Ibnu Mardawiyah dan al-Dailami, dengan sanad lemah).

Dan telah diriwayatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepada Nabi Isa, “Jika kamu beribadah kepada-Ku dengan ibadahnya ahli langit dan bumi, akan tetapi kamu tidak memiliki rasa sayang karena Allah dan tidak memiliki rasa benci karena Allah, maka ibadah yang kamu kerjakan tidak berguna sedikit pun untukmu.”

Nabi Isa berkata, “Jadikanlah diri kalian dicintai Allah dengan membenci ahli maksiat, dan mendekatlah kalian kepada Allah dengan menjauhi mereka, dan carilah ridha Allah dengan benci kepada mereka (ahli maksiat).” Mereka berkata, “Wahai Ruh Allah (Nabi Isa), siapa orang yang dapat kita ajak duduk bersama (bisa dijadikan teman)?” la menjawab, “Duduklah bersama orang yang mengingatkan kalian akan Allah dan bersama orang yang dapat menambah pengetahuan kalian akan Kalam Allah, serta bersama orang yang menjadikan kalian cinta mengerjakan amal akhirat.”

Diriwayatkan bahwa Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, “Wahai Ibnu Imran, jadilah kamu untuk selalu waspada dan peliharalah diri kamu dari saudara, karena setiap saudara dan teman tidak akan menolongmu untuk melakukan taat kepada-Ku. Jika ia seperti itu, maka ia merupakan musuh kamu.”

Allah mewahyukan kepada Nabi Dawud, Dia berfirman, “Wahai Dawud,kenapa Aku selalu melihatkamu beruzlah dengan sendirian?” Lalu Dawud men jawab, “Wahai Tuhanku, aku menyingkir dan menjauhi para makhluk karena ingin mendapatkan ridha-Mu.”

Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman; “Wahai Dawud, waspadalah kamu selalu dan peliharalah dirimu dari saudara, karena setiap saudara dan teman tidak akan selalu cocok denganmu untuk taat kepada-Ku. Oleh sebab itu, janganlah kamu berteman dengannya, sesungguhnya ia menjadi musuhmu yang bisa menjadikan hati kamu keras dan menjauhkanmu dari Ku.”

Dalam riwayat lain, Nabi Dawud berkata, “Wahai Tuhan, bagaimana semua manusia bisa mencintaiku dan menerima setiap ajaran yang ada di antara aku dan Engkau?” Allah menjawab, “Berakhlaklah pada manusia dengan akhlak mereka dan perbaikilah perkara yang ada antara Aku dan kamu.”

Pada sebagian riwayat disebutkan, “Berakhlaklah pada ahli dunia dengan akhlak ahli dunia, dan berakhlaklah pada ahli akhirat dengan akhlak ahli akhirat.”

Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling cinta kepada Allah di antara kalian adalah mereka yang bersikap lemah lembut dan saling menyayangi, dan sesungguhnya orang yang paling benci kepada Allah di antara kalian adalah orang yang berlaku jahat dengan namimah (mengadu domba atau memfitnah) yang memisahkan antara para saudara (teman).” (Al-Thabrany dari Abu Hurairah)

Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki malaikat yang setengah badannya tercipta dari api, sedangkan setengah lagi tercipta dari salju. Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam berdo’a, “Ya Allah, sebagaimana Engkau menjinakkan antara salju dan api, maka jinakkanlah antara hati hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah akan terjadi pada seseorang yang bersaudara karena Allah kecuali Allah akan memberinya kedudukan yang lebih tinggi di surga nanti.

Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Orang-orang yang saling cinta karena Allah maka ia akan berada di atas sebuah tiang yang dibuat dari batu Yaqut yang berwarna merah. Di atas tiang tersebut terdapat tujuh puluh ribu kamar, mereka semua dimuliakan oleh ahli surga, kebaikan mereka menyinari ahli surga sebagaimana matahari menyinari ahli dunia (penduduk bumi). Lalu ahli surga berkata, Pergilah kalian dengan kami, kita bersama-sama melihat orang yang saling cinta karena Allah, mereka memakai pakaian yang sangat indah dan berwarna hijau, dan di dahi mereka tertulis; “Orang-orang yang saling mencintai karena Allah.” (hidayatullah.com) */Imam Al-Ghazali, dalam bukunya Bergaul Ala Penghuni Surga.

Bersaudara Karena Allah (Bagian 2)