Khilafah Perkara Muttafaq Bukan Mukhtalaf

Khilafah Perkara Muttafaq Bukan Mukhtalaf
HTI Press, Mojokerto. “Khilafah adalah merupakan perkara yang muttafaq, bukan perkara mukhtalaf,” tegas Ketua DPP HTI Rokhmat S. Labib saat menyampaikan pengantar diskusi interaktif Silaturahim Pimpinan HTI bersama Ulama dan Tokoh Umat se-Jawa Timur di Ponpes Riyadlul Jannah, Pacet, Mojokerto (Ahad, 31/07) pukul 08.30 – 11.50 WIB. Tema yang diangkat adalah ‘Bersama Ulama dan Tokoh Umat, Tegakkan Syariah dan Khilafah untuk mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin’.

Penyampaian kalimah taqdim di hadapan 200 ulama dan asatidz memenuhi aula, disampaikan oleh Ketua HTI Jatim Fajar Kurniawan,”Kita sepakat adanya ancaman neo-liberalisme dan neo-imperialisme. Untuk itu diharapkan peran strategis ulama dalam memperkuat benteng Islam dan benteng umat Muhammad.”

Dilanjutkan penyampaian kalimah shahibul bait oleh Gus Yusuf putra Abuya KH. Mahfudz Saubary yang sedang bertakziyah menghadiri pemakaman KH. Mas Subadar di Pasuruan,” Umat Islam harus bangkit dan bersatu. Kesampingkan perbedaan, satukan persamaan. Pesantren Riyadlul Jannah berperan merangkul semua elemen umat.”

Sebelum sesi interaktif bersama Ketua Umum DPP HTI, ditayangkan ta’rif Hizbut Tahrir. Sebagai dlobit jalsah (moderator) adalah Kyai Karim dari PP Al Ihsan Nganjuk. Paparan DPP HTI medapatkan respon dari beberapa hadirin antara lain KH. Abdurrahman Salam (Ponpes Al Anwar, Mojokerto), Ustadz Anas Karim (Magetan), KH. Imam Haromain (PP Darul Ulum, Sumenep), Kyai Joko (PP Al Mukhlishin, Mojokerto), Ustadz Joyo Hasan (Gondanglegi Malang).

Beberapa tambahan penjelasan dari Ustadz Labib,”Demokrasi ada kebebasan, hanya ketika sebelum diterapkan. Setelah diterapkan, demokrasi sama sekali tidak memberi kesempatan siapapun untuk mengkritisinya. Islam kaffah tidak diberi tempat oleh demokrasi.” Ulama Jatim yang tampak hadir di antaranya Lora Zainul Hasan, KH. Abdul Karim, KH. Asrofi, KH. Abdul Hamid dari Jember. Dari Malang Kota hadir KH. Abdul Qoyyum dan KH. Mahmudi Sukri. Dari Surabaya hadir KH. Ridwan Maksum, KH. Fauzi Efendi dan KH. Kamil. Dari Madiun hadir KH. Misno, KH. Kadi dan KH Mansur. Dari Gresik hadir KH. Drs. Abdul Wahab, KH. Sirojuddin dan KH. Muhajir., Delegasi Madura direpresentasikan oleh KH. Syafi’uddin (Ponpes Al Muhibbah Sumenep) dan KH. Muh. Hanif (PP An Nur Sumenep). Ulama dari kota lain KH. Mashudi (PP Ashomadiyah Mojokerto), KH. Nasruddin (Sidoarjo), Kyai Bukhori (Tulungagung), KH. Amroni,(Ponpes Kyai Sekar, Probolinggo)

Dengan gaya khas Ustadz Labib yang sangat dialogis, masih banyak hadirin yang meminta waktu untuk mneyampaikan pendapat, tetapi dengan berat hati tidak bisa dipenuhi karena terbatasnya waktu. Doa penutup dibacakan Ustadz Bahron Kamal dariSingosari, Malang. [] rif/mijatim

Khilafah Perkara Muttafaq Bukan Mukhtalaf