Sekitar 20 ribu massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengadakan aksi
damai dalam rangka menolak kriminalisasi dan pelecehan terhadap ulama di
Patung Kuda Monas, Jakarta pada Minggu (5/2) pagi. Juru Bicara Hizbut
Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, dalam acara itu dengan tegas mengecam
kriminalisasi ulama yang terjadi saat ini.
“Kriminalisasi adalah usaha mencari-cari kesalahan dengan tujuan untuk mempidanakan para ulama dan pembubaran ormas Islam. Tindakan itu jelas merupakan kedzoliman dan harus dihentikan,” jelas Ismail Yusanto.
HTI juga mengecam keras tindakan terdakwa penista agama-Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok- yang dinilai menghardik dan bahkan mengancam KH Ma’ruf Amin yang ketika itu menjadi saksi yang dimajukan jaksa.
“Apa yang dilakukan Ahok menunjukkan bahwa yang bersangkutan memang tidak memiliki itikad baik untuk menghormati agama Islam, buktinya, alih-alih ia berusaha memperbaiki diri setelah melakukan penistaan Al-Qur’an di Kepulauan Seribu, ia malah melakukan penghinaan langsung terhadap ulama,” ungkap Ismail di hadapan para peserta aksi.
Dengan berbagai catatan buruk tersebut, menurut Ismail, Ahok tidak pantas untuk dipilih. Lebih-lebih lagi, dalam pandangan Islam, menurut Ismail, haram memilih pemimpin kafir.
Ismail menjelaskan, HTI menyerukan kepada umat Islam khususnya di Jakarta untuk dengan tegas menolak pemimpin kafir.
“Bagi yang masih mendukung, untuk segera menghentikan dukungan itu, karena sebagai muslim mestinya kita berpedoman kepada Al-Qur’an yang jelas melarang memilih pemimpin kafir, apalagi yang bersangkutan jelas menghina Al-Qur’an dan Ulama,” katanya. (FS)
“Kriminalisasi adalah usaha mencari-cari kesalahan dengan tujuan untuk mempidanakan para ulama dan pembubaran ormas Islam. Tindakan itu jelas merupakan kedzoliman dan harus dihentikan,” jelas Ismail Yusanto.
HTI juga mengecam keras tindakan terdakwa penista agama-Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok- yang dinilai menghardik dan bahkan mengancam KH Ma’ruf Amin yang ketika itu menjadi saksi yang dimajukan jaksa.
“Apa yang dilakukan Ahok menunjukkan bahwa yang bersangkutan memang tidak memiliki itikad baik untuk menghormati agama Islam, buktinya, alih-alih ia berusaha memperbaiki diri setelah melakukan penistaan Al-Qur’an di Kepulauan Seribu, ia malah melakukan penghinaan langsung terhadap ulama,” ungkap Ismail di hadapan para peserta aksi.
Dengan berbagai catatan buruk tersebut, menurut Ismail, Ahok tidak pantas untuk dipilih. Lebih-lebih lagi, dalam pandangan Islam, menurut Ismail, haram memilih pemimpin kafir.
Ismail menjelaskan, HTI menyerukan kepada umat Islam khususnya di Jakarta untuk dengan tegas menolak pemimpin kafir.
“Bagi yang masih mendukung, untuk segera menghentikan dukungan itu, karena sebagai muslim mestinya kita berpedoman kepada Al-Qur’an yang jelas melarang memilih pemimpin kafir, apalagi yang bersangkutan jelas menghina Al-Qur’an dan Ulama,” katanya. (FS)
Post a Comment