Abad Khilafah. Masyarakat Indonesia diminta tidak perlu khawatir atas utang pemerintah yang mencapai Rp 3.485,36 triliun per November 2016. Atau naik sebesar Rp 45,58 triliun dibanding posisi Oktober yang mencapai Rp 3.439,78 triliun.
Menurut Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan, utang sebesar itu digunakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera ke depannya.
Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat soal jumlah utang luar negeri pemerintah. Sebab, utang digunakan untuk hal-hal yang produktif.
“Jadi utang tidak perlu ditakutkan. Itu untuk instrumen mencapai tujuan kita mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera,” kata Schneider di kantor Kemenkeu, Jakarta (Kamis, 12/1).
Menurutnya, dengan modal pinjaman yang ada, pemerintah bisa melakukan produksi dan keuntungannya digunakan untuk melunasi utang itu sendiri.
“Misalnya kalau beli aset disewain. Lalu bisa bayar utang, kan tenang saja. Sisanya bisa dipakai untuk belanja,” ujar Schneider.
Dia menambahkan, pemerintah beranggapan, lebih baik punya utang tetapi bisa membayar dan menghasilkan ketimbang tidak punya utang tetapi pembiayaan negara pas-pasan.
“Jadi asal utang produktif, bisa bayar utang, kan tenang-tenang saja,” katanya.
Meski begitu, Schneider tidak menampik jika dikatakan Indonesia suatu hari nanti bisa terbebas dari utang luar negeri.
“Kita bebas dari utang, bisa sajalah,” imbuhnya. [beritaislam24h.net /rmol]
Menurut Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan, utang sebesar itu digunakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera ke depannya.
Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat soal jumlah utang luar negeri pemerintah. Sebab, utang digunakan untuk hal-hal yang produktif.
“Jadi utang tidak perlu ditakutkan. Itu untuk instrumen mencapai tujuan kita mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera,” kata Schneider di kantor Kemenkeu, Jakarta (Kamis, 12/1).
Menurutnya, dengan modal pinjaman yang ada, pemerintah bisa melakukan produksi dan keuntungannya digunakan untuk melunasi utang itu sendiri.
“Misalnya kalau beli aset disewain. Lalu bisa bayar utang, kan tenang saja. Sisanya bisa dipakai untuk belanja,” ujar Schneider.
Dia menambahkan, pemerintah beranggapan, lebih baik punya utang tetapi bisa membayar dan menghasilkan ketimbang tidak punya utang tetapi pembiayaan negara pas-pasan.
“Jadi asal utang produktif, bisa bayar utang, kan tenang-tenang saja,” katanya.
Meski begitu, Schneider tidak menampik jika dikatakan Indonesia suatu hari nanti bisa terbebas dari utang luar negeri.
“Kita bebas dari utang, bisa sajalah,” imbuhnya. [beritaislam24h.net /rmol]
Post a Comment