Rencana pemerintah yang hendak membubarkan salah satu ormas Islam, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), secara sepihak tanpa mengindahkan undang-undang yang berlaku menuai protes dari banyak kalangan.
Secara nasional, dukungan ulama dan tokoh masyarakat dari beragam kalangan terhadap HTI terus mengalir, salah satunya dari kalangan ulama serta masyarakat Blitar dan sekitarnya.
Dalam pertemuan yang diadakan Majelis Taklim Al Hikmah, Kecamatan Gandusari pada Jumat malam (12/5/2017) di kediaman Abah H. Jufri Ali, Gandusari, Blitar, para ulama dan tokoh umat lainnya memberikan apresiasi dan dukungan kepada HTI. Pada acara yang dihadiri sekitar 60 peserta dari kalangan alim ulama, tokoh masyarakat, dan pengusaha ini, terhimpun beberapa pernyataan sikap terkait pembubaran ormas Islam.
Beberapa di antaranya sebagai berikut.
Muhono – Tokoh Masyarakat
Selama mengikuti kegiatan yang diadakan HTI, kesan yang muncul adalah tertib, disiplin, dan bersih. Syabab HTI selalu menjunjung nilai kesantunan dan tata krama, jauh dari sikap intoleran yang selama ini dihembus-hembuskan. Dakwah HTI sangat mencerahkan dan membawa banyak kebaikan. Saya mendukung HTI dan menolak pembubaran.
“Mbah Joyo” Sanusi – Wakil Ketua Aswaja Rukyah
Harus sabar menghadapi usaha-usaha musuh Allah yang ingin membenturkan umat Islam dengan Pancasila. Karena Islam itu Ketuhanan yang Maha Esa. Ketuhanan yang Maha Esa itu Islam. Yang bisa mengawal Pancasila adalah umat Islam, bukan komunis, liberalis, atau kapitalis. Tidak usah khawatir, semangat terus untuk selalu berjuang bersama HTI.
Ansor – Pengusaha dari Jetis
Apa yang dilalukan pemerintah dengan rencananya membubarkan HTI adalah langkah yang tidak tepat. Mestinya pemerintah mengajak HTI untuk berdialog, jangan gegabah membubarkan. Kontribusi positif HTI bagi umat Islam melalui pembinaan yang dilakukannya selama ini telah membuka ruang kesadaran umat, yang selama ini terkungkung dalam ritualitas semata untuk yakin dengan keagungan agamanya, bahwa Islam mengatur segalanya.
Abah H. Syamsuka – Wakil Ketua FKUB Kab. Blitar, Mantan Anggota DPRD Kab. Blitar
Apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di HTI, yaitu pembubaran tanpa prosedur, ini sungguh amat mengejutkan dan mengecewakan kami semua. Seharusnya dilihat dulu letak kelemahan dan kesalahannya. Saya yakin, teman-teman dari HTI yang selama ini kita kenal tidak pernah merugikan negara atau masyarakat. Perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa HTI merupakan suatu organisasi gerakan dakwah. Sebagai organisasi dakwah, adanya hambatan atau halangan tidak serta-merta membuat dakwahnya berhenti begitu saja. Tidak. Tapi kita perlu berusaha mencari jalan, mudah-mudahan Allah memberi pertolongan. Insya Allah, ini merupakan ujian bagi kita semua, para kader dakwah. Menjadi cambuk agar lebih bergairah lagi dalam berdakwah.
Abah H. Jufri Ali, Sekretaris Banser Kota Blitar Angkatan ‘65
Tidak ada hujan, tidak ada mendung, tiba-tiba salah satu tokoh pemerintah mengeluarkan pernyataan yang sangat memprihatinkan, yaitu membubarkan organisasi yang katanya Anti Pancasila. Kita sama-sama tahu, bahwa kita pernah menjalani program P4, Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila di era Orde Baru. Sayangnya,sepertinya ada yang salah. Hingga saat ini, kita tidak tahu apa parameter bagi seseorang, kelompok, atau organisasi yang dikatakan sebagai Pancasilais? Mereka berkoar-koar mengaku seorang Pancasilais, tetapi ternyata bau-bau korupsi. Jangan sok menuduh anti-Pancasila, padahal pemerintah sendiri yang tidak Pancasilais dengan kebijakannya. Maka keputusan pembubaran HTI atas nama Pancasila harus ditinjau kembali. []Rch
Post a Comment